Massa Tiroid (Struma dan Keganasan Tiroid)
Kelenjar tiroid berada di inferior laring dan berbentuk seperti kupu-kupu. Kelenjar tiroid terdiri dari lobus lateral kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang terletak di anterior trakea. Terdapat lobus berbentuk piramid berukuran kecil yang terkadang meluas keatas dari isthmus. Berat tiroid normal adalah sekitar 30 g. Kelenjar tiroid memperoleh asupan darah dalam jumlah besar dan menerima sekitar 80-12 mL darah setiap menitnya.1,2
Secara mikroskopis, terdapat kantung yang disebut tiroid folikel yang membentuk hampir seluruh kelenjar tiroid. Dinding setiap folikel terdiri dari sel yang disebut sel folikular yang meluas hingga ke lumen folikel. Membran dasar mengelilingi setiap folikel.
Medula Spinalis, Batang Otak dan Thalamus
Medula Spinalis, Batang Otak dan Thalamus
a. Medula Spinalis
Medulla spinalis terletak di canalis vertebralis columna vertebralis dan dibungkus oleh tiga meninges, durameter, arachnoidea mater dan pia mater. Pelindungan dilakukan cairan serebrospinal yang mengelilingi medula spinalis di dalam ruang subarachnoid.
Bagian superior dimulai dari foramen magnum pada tengkorak., tempat bergabungnya dengan medulla oblongata otak. Medula spinalis berakhir di inferior di regio lumbar.
Mekanisme Apoptosis: Kematian Sel Terpogram
Selain mengalami nekrosis, sel juga dapat mengalami kematian yang terencana melalui jalur apoptosis. Sel yang akan mengalami apoptosis mengaktivasi enzim yang berfungsi untuk mendegradasi DNA nuklear sel itu sendiri, protein sitoplasma serta nukleus itu sendiri. Berbeda dengan nekrosis, pada apoptosis membran sel tetap intak. Hanya saja, tetap terjadi perubahaan membran sehingga akan dikenali oleh fagosit untuk fagositosis. Sel yang mati akan dibersihkan tanpa mengalami kebocoran. Dengan begitu, tidak ada reaksi inflamasi yang terbentuk pada proses apoptosis ini. Apoptosis dan nekrosi sebenarnya dapat terjadi secara bersamaan.
Mekanisme Penjalaran Impuls Syaraf
Impuls Saraf
Sel-sel di dalam tubuh dapat memiliki potensial membran akibat adanya distribusi tidak merata dan perbedaan permeabilitas dari Na+, K+, dan anion besar intrasel. Potensial istirahat merupakan potensial membran konstan ketika sel yang dapat tereksitasi tidak memperlihatkan potensial cepat. Sel saraf dan otot merupakan jaringan yang dapat tereksitasi karena dapat mengubah permeabilitas membran sehingga mengalami perubahan potensial membran sementara jika tereksitasi. Ada dua macam perubahan potensial membran:
Potensial berjenjang yakni sinyal jarak dekat yang cepat menghilang. Potensial berjenjang bersifat lokal yang terjadi dalam berbagai derajat.
Meknisme Buang Air Besar (Defekasi)
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal, setiap harinya, kolon menerima sekitar 500 mL kimus dari usus halus melalui katup ileosekal dengan waktu yang dibutuhkan 8-15 jam. Oleh karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung di usus halus, maka kolon hanya menerima residu makanan yang tidak dapat dicerna seperti selulosa. Selulosa dan bahan lain yang tak dapat dicerna akan keluar sebagai feses.
Gerakan kontraksi pada kolon disebut kontraksi haustra yang lama interval antara dua kontraksi adalah 30 menit, sedangkan usus halus berkontraksi 9-12 kali dalam semenit. Kontraksi haustra berupa gerakan maju-mundur yang menyebabkan isi kolon
Manfaat Berpuasa di Bulan Ramadhan pada Perubahan Profil Lipid
Selama bulan Ramadan, umat muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Sejak terbit hingga terbenamnya matahari, mereka tidak mengkonsumsi makanan maupun minuman serta kegiatan seksual. Tentunya, mereka yang menjalankan ibadah puasa memiliki kesempatan yang lebih sedikit terkait dengan kuantitas maupun frekuens intake makanan. Hal ini dipercaya memiliki manfaat dari segi kesehatan terutama terkait dengan penurunan berat badan serta perubahan metabolik yang baik. Berpuasa di bulan Ramadan diteliti memberikan beberapa efek pada kadar beberapa penanda biokimia dalam darah yang berkaitan dengan kelainan vaskular serta metabolik seperti profil lipid.
Malaria
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang ditransmisikan oleh nyamuk Anopheles yang terinfeksi. 1 Istilah malaria diambil dari bahasa Italia, yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu terdapat banyak rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. 2Padahal sebenarnya ada empat spesies Plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia yaitu P.falcifarum, P.vivax, P.ovale, dan P.malariae. Plasmodium Falciparum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria yang berat. Plasmodium vivax penyebab malaria tertina. Plasmodium malaria penyebab malaria quartana. Plasmodium ovale jenis ini jarang sekali dijumpai di Indonesia, karena umumnya banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.
Lisosomal Storage Disease
Apa itu lisosom?
Lisosom adalah sebuah organel sel berbentuk bola yang berfungsi sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler (enzim hidrolise). Organel ini hanya ditemukan pada hewan. Lisosom mencerna organel berlebih, organel yang sudah usang atau rusak, partikel makanan serta menelan virus atau bakteri. Membran di sekitar lisosom memungkinkan enzim pencernaan bekerja pada pH 4,5 yang mereka butuhkan. Membran lisosom dan enzim hidrolisis dibentuk di retikulum endoplasma kasar yang kemudian diproses lagi di aparatus golgi. Karena peran mereka dalam autolysis, organel ini dijuluki sebagai kantong bunuh diri. Ada dua jenis lisosom, yaitu :
a.
Leukorrhea (Keputihan)
1. Leukorrhea Fisiologis
Leukorrhea adalah keluarnya cairan dari vagina. Proses ini dapat berupa keadaan fisiologis atau patologis.1Pada keadaan fisiologis leucorrhea terjadi saat menstruasi. Pada saat menstruasi terjadi peluruhan endometrium yang nekrotik bersamaan dengan leukosit. Diperkirakan fungsi leucorrhea fisiologis ini adalah untuk melindungi saluran genital dari infeksi.2
Leukorrhea juga dipengaruhi oleh sekresi mucus serviks, terutama kelenjar Bartholin.1 Jumlah sekresi mucus ini terutama dipengaruhi oleh estrogen. Komposisi lainnya dalam sekret ini adalah sel epitel yang lepas dan bakteri. Keadaan yang dapat meningkatkan jumlah vaginal discharge adalah stress emosi, ovulasi, kehamilan, dan kesenangan seksual.1
2.
Leukemia Mieloid Kronik
Leukimia mieloid kronik (Chronic Myeloid Leukimia) didefinisikan sebagai penyakit stem sel pluripoten yang dicirikan dengan adanya anemia, granulositosis darah yang ekstrim, imaturitas granulositik, basofilia, dan seringkali juga trombositosis, dan juga splenomegali. Penyakit yang mana sel hematopoetiknya mengalami translokasi resiprokal antara kromosom 9 dan 22, terjadi pada lebih dari 90% pasien.
Gejala Klinis
CML dapat terjadi pada pria maupun wanita dengan perbandingan 1,4:1. Paling umum terjadi pada pasien yang berusia 40 tahun hingga 60 tahun.